Hikmah Dibalik Perampokan

Malam minggu, 9 Desember 2007 entah mengapa saya merasa ingin jalan-jalan refreshing ke Jababeka. Sekitar jam 20.00 saya samapi di ATM Mandiri untuk mengecek saldo dan juga sekalian mau jalan-jalan refreshing karena udah seminggu kerja memeras otak dan tenaga.

Setelah itu saya ngga tau kenapa saya ingin pulang jalan kaki lewat jalanan sepi melewati Ex PT UNIPLAS di kawasan Jababeka.Tiba-tiba ada dua orang pemuda naik motor menghampiri saya. Satu orang berperawakan tinggi sekitar 160 cm berat 50 kg umur sekitar 20 th-an dengan tampang seperti preman, berambut merah dengan model punk. Sedangkan yang satunya sekitar 14 th-an dan tampangnya biasa aja ga ada tampang penjahatnya. Salah seorang dari mereka, yaitu yang berwajah sangar, tanpa tanya lagi langsung menuduh saya memukul adiknya hingga babak belur dan masuk ke rumah sakit.

Singkat cerita, untuk membuktikan bahwa saya tidak bersalah dia meminta saya ikut dia ke Rumah Sakit Karya Medika dan dia bilang kalo udah terbukti saya tidak bersalah saya akan diantarkan pulang. Entah mengapa saya menuruti semua kemauan dan perkataan dia tanpa ada rasa curiga sedikitpun. Selanjutnya saya diajak mereka berudua berboncengan naik motor. Tapi ternyata saya di bawa keliling dan akhirnya berhenti di tempat sepi, bukan di RS seperti yg dimaksud. Saat itu saya sudah mulai curiga bahwa dia bukan orang baik dan berniat jahat sama aku, dan hanya alasan aja bahwa adiknya itu dipukul, padahal maksud sebenarnya, dia mau merampas hp dan uang saya. Sesampainya di tempat sepi, dugaan saya itu ternyata dia memaki saya kemudian saya di suruh duduk bersila trus muka saya tiba-tiba tanpa sebab di hantam dengan helm dia hingga hidung saya berdarah dan kening saya benjol. Mata saya berkunang kunang dan sedikit pusing sambil merasakan sakit yang di derita saya berdo’a dan berdo’a agar bisa di selamatkan dari cengkraman orang jahat itu. Saya sama sekali tidak melawan karena takut dengan ancaman dia. Selanjutnya setelah dia nyemeng sana sini yang saya sendiri ngga memperhatikan perkataan dia, selanjutnya dia meminta uang 400.000 dengan alasan dia untuk menebus temannya. Saya sendiri ngga tahu alasan itu dan ngga pernah mau tahu alasan dia, yang jelas dia meminta uang tapi untungnya di dompet saya hanya ada uang Rp 20.000. Kemudian dia ambil uang dan dia jg meminta HP saya. Tanpa berfikir lagi saya ngga mau dia berbuat nekad maka saya kasih HP saya, tapi sebelumnya saya masih bisa meminta kartunya untuk tidak dia ambil dan permintaan saya di kabulkan dia. Saya bersyukur sekali karena di kartu itu sudah ada deposit pulsa yg lumayan besar bisa saya jual dan saya uangkan untuk bekal saya sehari hari. Setelah dia merampas harta benda saya, dia mendorong saya ke dalam selokan yg lumayan dalam , tapi alhamdulillah tidak banyak airnya dan saya bisa berpijak dengan kedua kaki dan tidak jatuh tersungkur.

Saya berteriak minta tolong, tapi tidak ada orang yang mendengar teriakan saya. Maka saya berusaha untuk naik dari selokan itu. Alhamdulillah berkat pertolongan Allah saya bisa naik juga dari selokan itu. Lalu saya emncari pabrik terdekat dan ternyata ga jauh dari TKP, ada Pabrik. Aku pun laporan kepada Security dan minta tolong. Security pabrik itu pun lalu menelpon Security Jababeka. Sambil menunggu Security Kawasan datang saya menceritakan kejadian yang baru saja saya alami tadi kepada petugas Security itu dari A sampai Z.

Setelah saya menunggu sekitar 10 menit akhirnya Security Jababeka datang bersama mobil Patroli Polisi. Selanjutnya saya di interogasi oleh polisi perihal cirri-ciri orang yang sudah merampok saya. Tanpa ragu saya pun menceritakan semua cirri-ciri si pelaku yang masih saya ingat. Tapi sayangnya saya tidak melihat plat nomor polisi motor pelaku, sehingga proses pengejaran jadi agak susah. Tapi saya sudah mengikhlaskan semuanya mungkin itu peringatan dari Allah kepada saya dan itu tandanya Allah masih sayang sama saya sehingga saya tidak terlalu cinta dunia.

Setelah sekitar 5 menit saya ditanya oleh polisi yang jumlahnya banyak itu dan jujur sya juga bingung soalnya yang bertanya itu bukan satu orang saja. Saya selanjutkan di antar ke Indomart Pertigaan Gombong dengan mobil Patroli Polisi. Saya diturunkan di depan Indomart itu dan saya tidak lupa mengucapkan terima kasih dan bersalam kepada Bapak-bapak Polisi.

Setelah saya turun dari mobil patroli itu saya kemudian jalan kaki menuju kontrakan yang letaknya di dalam gang. Orang-orang yang melihat saya mungkin bertanya-tanya dengan apa yang terjadi dengan saya karena muka saya memar dan juga pipi dan hidung saya berdarah. Sesampainya di rumah saya langsung bersih bersih, ganti baju dan tiduran sambil memikirkan dengan apa yang terjadi tadi. Serasa baru terbangun dari mimpi. Tapi saya sadar itu emang kejadian nyata. Mata saya mulai dipejamkan tapi tidak bisa tidur juga karena badan saya terasa sakit semua dan jantung saya pun masih berdetak kencang, tidak bisa tenang, masih terbayang kejadian tadi.

Dari kejadian malam minggu tanggal 9 Desember 2007 itu saya bisa mengambil 10 hikmah:
1. Kalo jalan melewati jalanan sepi jangan sendirian
2. Jangan di biasakan berjalan sambil melamun
3. Harus bisa berfikir jernih dan tidak mudah panik karena kepanikan akan membuat kita tidak bisa berfikir dengan baik.
4. Jangan mudah percaya kepada orang yang belum kita kenal, kalo udah mencurigakan lebih baik kabur saja jangan meladeni mereka.
5. Harus berhati hati dimana pun dan kapan pun juga, karena kejahatan itu terjadi bukan hanya karena ada niat dari si pelaku tapi juga karena adanya kesempatan.
6. Saya harus lebih mendekatkan diri kepada Allah
7. Harta itu hanya titipan dari Allah, sewaktu waktu tanpa kita tau akan Allah ambil lagi dengan jalan yang tidak kita duga
8. Allah Maha Kaya, Maha gagah, kita harus selalu berserah diri kepada-Nya. Karena tiada daya dan upaya hanya karena kekuatan dari Allah.
9. Saya harus selalu bersyukur dengan apa yang di berikan Allah kepada saya.
10.Saya harus lebih sering bersedekah kepada orang yang membutuhkan
Posted by Ayi Suhendar, Saturday, December 15, 2007 12:36 AM