Benazir Bhutto Tewas Dibunuh



Mantan Perdana Menteri Pakistan Benazir Bhutto terbunuh dalam kampanye di kota Rawalpindi, Pakistan.

Nyonya Bhutto baru selesai berpidato di hadapan para pendukungnya ketika dia ditembak di leher oleh seorang pria bersenjata yang kemudian dilaporkan meledakkan bom.
Setidaknya 15 orang lainnya tewas akibat ledakan dan beberapa korban luka-luka.
Presiden Pervez Musharraf dan pemerintahnya menyerukan agar rakyat tetap tenang agar "jaringan teroris jahat bisa dikalahkan".
Belum ada pihak yang mengaku bertanggungjawab atas serangan tersebut.
Benazir Bhutto, adalah pemimpin Partai Rakyat Pakistan (PPP). Dia dua kali menjabat sebagai perdana menteri dan belakangan ini menggelar kampanye menjelang pemilihan bulan Januari.


Ini adalah serangan bunuh diri kedua yang dilakukan terhadap Bhutto dalam beberapa bulan ini.
Nawaz Sharif, yang juga mantan perdana menteri dan lawan politik Bhutto, mengatakan kematian pemimpin oposisi itu adalah tragedi bagi "seluruh negeri".
"Ini buka hanya hari yang menyedihkan, ini adalah hari tergelap dalam sejarah negara ini," kata Sharif, yang berada di rumah sakit tempat Nyonya Bhutto dilarikan setelah serangan.
Dewan Keamanan PBB akan melakukan sidang konsultasi darurat untuk membahas keadaan di Pakistan setelah pembunuhan Bhutto.
Kesedihan pendukung
Serangan terjadi di dekat pintu masuk dari taman tempat Bhutto berkampanye di saat orang-orang meninggalkan tempat tersebut.
Polisi mengukuhkan bahwa Nyonya Bhutto tertembak di leher dan dada sebelum penembak meledakkan dirinya sendiri.



Wasif Ali Khan, seorang anggota PPP yang berada di Rumah Sakit Umum Rawalpindi mengatakan Benazir Bhutto meninggal pada pukul 18.16 waktu setempat (20.16 WIB).
Sebagian pendukung Bhutto di rumah sakit menangisi kepergian pemimpin mereka sementara beberapa orang lainnya memperlihatkan kemarahan dengan menghancurkan kaca jendela dan melempari mobil dengan batu.
Nyonya Bhutto melakukan serangkaian kampanye menjelang pemilihan bulan Januari.
Wartawan BBC Barbara Plett mengatakan pembunuhan itu kemungkinan akan memicu kemarahan para pendukungnya, khususnya dari para pendukung setianya di provinsi Sindh.
Partai Bhutto, PPP, meraih dukungan terbesar di Pakistan. Dan kematian Nyonya Bhutto menimbulkan kebingungan di dalam tubuh PPP dan menimbulkan pertanyaan tentang apakah pemilihan bulan Januari akan digelar sesuai rencana, kata wartawan kami.
Para pengamat menilai Rawalpindi dilihat sebagai salah satu kota paling aman di negara itu, sehingga serangan terhadap Bhutto ini akan semakin mempermalukan pemerintah militer.
Pulang dari pengasingan
Pembunuhan Bhutto dikecam oleh Amerika Serikat dan Rusia.
"Serangan itu memperlihatkan bahwa masih ada kalangan di Pakistan yang mengancam rekonsiliasi dan perkembangan demokrasi di Pakistan," kata seorang pejabat departemen luar negeri AS.
Kementerian luar negeri Rusia mengutuk serangan itu dan menyampaikan belasungkawa kepada keluarga Nyonya Bhutto dan mengatakan Rusia berharap pemerintah Pakistan bisa "mengambil langkah-langkah yang dibutuhkan untuk memastikan kestabilan negara".
Nyonya Bhutto kembali ke Pakistan pada bulan Oktober setelah hidup di pengasingan dan pada hari dia pulang, iring-iringan yang membawanya diserangan oleh dua bom bunuh diri yang menyebabkan sekitar 130 orang tewas.
Pada Kamis pagi, sebelum serangan terhadap Bhutto, setidaknya empat orang terbunuh menjelang kampanye pemilihan oleh mantan Perdana Menteri Nawaz Sharif di dekat Rawalpindi.
Posted by Ayi Suhendar, Tuesday, January 1, 2008 9:29 PM